Senin, 07 September 2020, kls 9/B (jam ke 3-5) dan kls 9/A (jam ke 6-8)
Selasa, 08 September 2020, kls 9/G (jam ke 4-6) dan kls 9/D (jam ke 8-10)
Rabu, 09 September 2020, kls 9/F (jam ke 3-5) dan kls 9/E (jam ke 6-8)
Kamis, 10 September 2020, kls 9/C (jam ke i-3)
Jum'at, 11 September 2020
Pertemuan
pertama
Baca dan pahami, serta tulis komentarnya
MEMAHAMI
PERILAKU JUJUR
Tujuan Pembelajaran
|
Setelah
mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
|
1.
|
Mendefiniskan pengertian kata jujur
|
2.
|
Menelaah dalil naqli tentang jujur
|
3.
|
Menyebutkan contoh penerapan perilaku jujur
|
|
|
Pengertian dan
dalil tentang jujur
Jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan
kenyataan. Seseorang disebut jujur apabila berkata sesuai dengan kenyataan.
Jujur merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang mukmin.
Lawan dari sifat jujur adalah berkata dusta. Sungguh, Allah Swt. dan Rasul-Nya
melarang umat-Nya berkata dusta. Bahkan, dalam sebuah hadis, dikatakan bahwa
salah satu tanda orang munafik adalah berkata dusta. Perhatikan terjemahan
hadis berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a: "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda:
Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berkata, dia
berdusta, apabila berjanji, dia ingkari, dan apabila diberi kepercayaan, dia
mengkhianatinya.”
Sumber : Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
Dari Abdullah r.a. dari Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu
akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku
jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya
kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu
akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta
sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."
Sumber: Hadis Riwayat Bukhari
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahzab/33: 70 ,
Artinya : “Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/33: 70)
Ayat di atas, Allah Swt. secara tegas
memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berkata benar.
Contoh penerapan
perilaku jujur:
Saat
kamu berjalan kaki, secara tidak sengaja, kamu menemukan dompet. Setelah
dibuka, ternyata isinya surat-surat berharga, sejumlah uang dan kartu
identitas. Apa yang akan kamu lakukan? Sebagai orang jujur kamu harus
mengembalikan dompet dan seluruh isinya secara utuh kepada yang punya. Jangan
kamu ambil yang bukan hak kamu. Tentu orang yang kehilangan dompet tersebut
sangat sedih dan berharap bisa menemukannya. Bagaimana jika hal ini terjadi
pada diri kamu? Tentunya kamu ingin bisa menemukannya kembali secara utuh. Nah,
jika kamu menemukan barang yang bukan milik kamu, segeralah kembalikan kepada
pemiliknya. Sungguh, hal ini adalah akhlak yang sangat mulia.
Pertemuan
kedua
MEMAHAMI
PERILAKU MENEPATI JANJI
Tujuan Pembelajaran
|
Setelah
mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
|
1.
|
Mendefinisikan pengertian menepati janji
|
2.
|
Menelaah dalil naqli tentang menepati janji
|
3.
|
Menyebutkan contoh penerapan perilaku menepati janji
|
|
|
Petunjuk:
Baca
dan pahami materi, serta berikan komentarnya
Pengertian dan dalil tentang
janji
Janji
adalah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyatakan kesediaan dan
kesanggupan untuk berbuat. Menepati janji berarti melaksanakan janji yang
pernah diucapkan kepada orang lain. Menepati janji merupakan salah satu sifat
terpuji yang harus dimiliki orang beriman. Orang beriman pantang untuk ingkar
janji. Menurut hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang
yang ingkar janji dikategorikan sebagai orang munafik. Sifat munafik merupakan
bentuk perilaku yang sangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau
perbuatan. Sifat munafik hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena bagian
dari jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Larangan tersebut lebih
disebabkan oleh akibat dari perbuatan tersebut dapat membuat kerusakan
Perhatikan
arti hadis berikut ini:
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya yang
terbaik di antara kamu adalah siapa yang paling baik menunaikan janji".
Sumber:
Hadis Riwayat Bukhari
Seorang
mukmin harus menunaikan janji dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, orang
lain akan memberi hormat dan simpati dikarenakan sifat mulia ini. Allah Swt.
mengancam orang-orang yang melanggar janji dengan azab yang pedih. Perhatikan
firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Q.S. Āli
‘Imrān/3 ayat 77 di bawah ini :
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang
memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah
mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah
tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat,
dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih”. (QS Āli
‘Imrān/3: 77)
Ayat
di atas menegaskan bahwa orang-orang yang melanggar janji dan sumpah kepada
Allah Swt. akan mendapat azab yang pedih dari Allah Swt. di akhirat kelak
Contoh penerapan
perilaku menepati janji:
Sebagai
salah satu pengurus OSIS, kamu berjanji kepada ketua OSIS untuk hadir dalam
acara rapat rutin bulanan. Rapat rutin bulanan dilaksanakan setiap hari Sabtu
pada Minggu pertama, setelah bel pulang sekolah. Tentunya ketua OSIS dan
pengurus yang lain berharap semua bisa hadir, mengingat pentingnya agenda rapat
tersebut. Namun, dua hari setelah kamu mengucapkan janji akan hadir, sahabat
dekatmu mengundangmu untuk hadir dalam perayaan ulang tahun di rumahnya. Acara
ulang tahun tersebut bersamaan dengan acara rapat rutin bulanan pengurus OSIS.
Sudah tentu, kamu harus mendahulukan janji yang pertama, yakni hadir dalam
rapat bulanan pengurus OSIS. Adapun acara ulang tahun tersebut bisa kamu hadiri
setelahnya.
Penilaian :
https://forms.gle/xHWdrqhtYWw5NzHJ8
Petunjuk :
Buka link di atas, dan kerjakan dengan mengklik kelas dan menuliskan NAMA LENGKAP (test 3.5)