Jumat, 25 September 2020

3.6 Hormat dan Taat Kepada Orang Tua Dan Guru

Rabu, 23 September 2020, kelas IX/F dan IX/G
Kamis, 24 Septembar 2020, kelas IX/D dan IX/E
Jum'at, 25 Septembar 2020, kelas IX/A, IX/B dan IX/C

Pertemuan kedua
Taat kepada Orang Tua dan Guru
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui Metode Daring, peserta didik diharapkan dapat:
1.      Mendeskripkripsikan makna hormat dan sayang kepada orang tua dan   guru dengan benar
2.      Menunjukkan dalil hormat dan sayang kepada orang tua dan guru dengan benar
3.  Menyebutkan contoh menghormati orang tua dan guru.

Silahkan tonton video berikut  

(jika video tidak muncul, anda dapat melihat video pada link berikut : https://youtu.be/eHMIFVpIwdQ ).



Setelah menyimak materi tersebut, selanjutnya kerjakan Penilaian 3.6 dengan menuliskan nama lengkap dan kelas.
Klik link : https://forms.gle/KqidEbWR1uQLGaSQ6

                                                   SELAMAT MENGERJAKAN



Jumat, 18 September 2020

3.6 Hormat dan Taat Kepada Orang Tua Dan Guru

Senin, 14 September 2020, kls IX / B (jam ke 3-5) dan kls IX / A (jam ke 6-8)
Selasa, 15 September 2020, kls IX / G (jam ke 4-6) dan kls IX / D (jam ke 8-10)
Rabu, 16 September 2020, kls IX / F (jam ke 3-5) dan kls IX / E (jam ke 6-8)
Kamis, 17 September 2020, kls IX / C (jam ke 1-3)
Jum'at, 18 September 2020

Petunjuk : Baca dan pahami materinya, dan beri komentar sbg bukti keaktifan (absen), selanjutnya kirim fotomu berpakaian seragam sekolah sedang membuka blog.
Japri ke wa 081279568990

Pertemuan pertama
Hormat dan Sayang Kepada Orang Tua Dan Guru

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui Metode Discovery Learningpeserta didik diharapkan dapat:
1.
Mendeskripkripsikan makna hormat dan sayang kepada orang tua dan   guru dengan benar
2.
Menunjukkan dalil hormat dan sayang kepada orang tua dan guru dengan benar
3.
Menyebutkan contoh menghormati orang tua dan guru.


Menghormati dan menyayangi kedua orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sikap menghormati dan menyayangi kedua orang tua dapat dimaksudkan sebagai bentuk balas budi kita kepada mereka. Namun balas budi kita tak akan bisa sepadan dengan pengorbanannya. Sangatlah wajar apabila kita diwajibkan Allah Swt. untuk menghormati kedua orang tua. Mengingat jasa-jasa mereka kepada kita sungguh tak ternilai. Kewajiban menghormati kedua orang tua banyak tertuang dalam al-Qur’ān, di antaranya Q.S. al-Isrā’/17:23 berikut ini:

Artinya:           “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al-Isrā’/17:23)

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt. mewajibkan kita berbuat baik kepada ibu bapak. Tutur kata kita kepada keduanya haruslah lemah lembut. Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua saja tidak dibolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. Ketika kita sedang dinasihati orang tua, dengarkan baik-baik, jangan memotong pembicaraan. Kita berusaha menampilkan sikap terbaik supaya kedua orang tua merasa dimuliakan. Nasihat-nasihat tersebut kita laksanakan dengan sebaik-baiknya
contoh menghormati orang tua dan guru
Anak yang menghormati kedua orang tuanya akan selalu meminta nasihat, petunjuk, dan doa. Inilah cerminan anak salih/salihah. Anak salih tidak menganggap orang tuanya bodoh dan ketinggalan zaman. Mereka juga tidak merasa malu dan menyesal dengan keadaan orang tua. Meskipun pendidikan seorang anak lebih tinggi dari kedua orang tua, ia tetap tidak meremehkan dan menganggap rendah orang tuanya. Mereka memosisikan orang tua di tempat yang mulia. Setiap hari meminta doa restu kedua orang tua agar cita-citanya tercapai.
Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., antara bapak dan ibu manakah yang lebih berhak diperlakukan dengan baik? Cermatilah kisah berikut ini!

Ibnu Mas’ud, seorang sahabat Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Kutanyakan lagi, “Lalu siapa lagi?” beliau menjawab: Ibumu.” Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” Beliau baru menjawab: “Kemudian, barulah bapakmu, kemudian kerabat yang paling terdekat yang terdekat.” Sumber: Hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi

Anak saleh juga akan menghormati gurunya sebagaimana ia menghormati kedua orang tua. Guru telah berjasa besar mendidik kita menjadi pintar dan berakhlak mulia. Ia akan selalu mengikuti pelajaran dengan penuh semangat. Mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan tepat waktu. Mendengarkan dan melaksanakan nasihat dan petunjuk dengan sungguh-sungguh.Pantang bagi anak saleh untuk menyakiti hati gurunya. Justru ia akan selalu berusaha membuat gurunya senang dan bangga dengannya. Ia akan selalu minta nasihat dan doa dari setiap guru yang mengajar di kelas.

Jumat, 11 September 2020

JUJUR DAN MENEPATI JANJI

Senin, 07 September 2020, kls 9/B (jam ke 3-5) dan kls 9/A (jam ke 6-8)
Selasa, 08 September 2020, kls 9/G (jam ke 4-6) dan kls 9/D (jam ke 8-10)
Rabu, 09 September 2020, kls 9/F (jam ke 3-5) dan kls 9/E (jam ke 6-8)
Kamis, 10 September 2020, kls 9/C (jam ke i-3)
Jum'at, 11 September 2020

Pertemuan pertama
Baca dan pahami, serta tulis komentarnya

MEMAHAMI PERILAKU JUJUR
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1.
Mendefiniskan pengertian kata jujur
2.
Menelaah dalil naqli tentang jujur
3.
Menyebutkan contoh penerapan perilaku jujur



Pengertian dan dalil tentang jujur
Jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan kenyataan. Seseorang disebut jujur apabila berkata sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang mukmin. Lawan dari sifat jujur adalah berkata dusta. Sungguh, Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang umat-Nya berkata dusta. Bahkan, dalam sebuah hadis, dikatakan bahwa salah satu tanda orang munafik adalah berkata dusta. Perhatikan terjemahan hadis berikut ini:

Dari Abu Hurairah r.a: "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berkata, dia berdusta, apabila berjanji, dia ingkari, dan apabila diberi kepercayaan, dia mengkhianatinya.”
Sumber : Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

Dari Abdullah r.a. dari Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."
Sumber: Hadis Riwayat Bukhari


Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahzab/33: 70 ,

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/33: 70)
Ayat di atas, Allah Swt. secara tegas memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berkata    benar.

Contoh penerapan perilaku jujur:

Saat kamu berjalan kaki, secara tidak sengaja, kamu menemukan dompet. Setelah dibuka, ternyata isinya surat-surat berharga, sejumlah uang dan kartu identitas. Apa yang akan kamu lakukan? Sebagai orang jujur kamu harus mengembalikan dompet dan seluruh isinya secara utuh kepada yang punya. Jangan kamu ambil yang bukan hak kamu. Tentu orang yang kehilangan dompet tersebut sangat sedih dan berharap bisa menemukannya. Bagaimana jika hal ini terjadi pada diri kamu? Tentunya kamu ingin bisa menemukannya kembali secara utuh. Nah, jika kamu menemukan barang yang bukan milik kamu, segeralah kembalikan kepada pemiliknya. Sungguh, hal ini adalah akhlak yang sangat mulia.




Pertemuan kedua
MEMAHAMI PERILAKU MENEPATI JANJI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1.
Mendefinisikan pengertian menepati janji
2.
Menelaah dalil naqli tentang menepati janji
3.
Menyebutkan contoh penerapan perilaku menepati janji



Petunjuk:
Baca dan pahami materi, serta berikan komentarnya

Pengertian dan dalil tentang janji
Janji adalah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Menepati janji berarti melaksanakan janji yang pernah diucapkan kepada orang lain. Menepati janji merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki orang beriman. Orang beriman pantang untuk ingkar janji. Menurut hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang yang ingkar janji dikategorikan sebagai orang munafik. Sifat munafik merupakan bentuk perilaku yang sangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau perbuatan. Sifat munafik hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena bagian dari jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Larangan tersebut lebih disebabkan oleh akibat dari perbuatan tersebut dapat membuat kerusakan
Perhatikan arti hadis berikut ini:


Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah siapa yang paling baik menunaikan janji".

Sumber: Hadis Riwayat Bukhari


Seorang mukmin harus menunaikan janji dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, orang lain akan memberi hormat dan simpati dikarenakan sifat mulia ini. Allah Swt. mengancam orang-orang yang melanggar janji dengan azab yang pedih. Perhatikan firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Q.S. Āli ‘Imrān/3 ayat 77 di bawah ini :
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akan menyucikan­ mereka. Bagi mereka azab yang pedih”. (QS Āli ‘Imrān/3: 77)

Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang melanggar janji dan sumpah kepada Allah Swt. akan mendapat azab yang pedih dari Allah Swt. di akhirat kelak

Contoh penerapan perilaku menepati janji:

Sebagai salah satu pengurus OSIS, kamu berjanji kepada ketua OSIS untuk hadir dalam acara rapat rutin bulanan. Rapat rutin bulanan dilaksanakan setiap hari Sabtu pada Minggu pertama, setelah bel pulang sekolah. Tentunya ketua OSIS dan pengurus yang lain berharap semua bisa hadir, mengingat pentingnya agenda rapat tersebut. Namun, dua hari setelah kamu mengucapkan janji akan hadir, sahabat dekatmu mengundangmu untuk hadir dalam perayaan ulang tahun di rumahnya. Acara ulang tahun tersebut bersamaan dengan acara rapat rutin bulanan pengurus OSIS. Sudah tentu, kamu harus mendahulukan janji yang pertama, yakni hadir dalam rapat bulanan pengurus OSIS. Adapun acara ulang tahun tersebut bisa kamu hadiri setelahnya.

Penilaian :

https://forms.gle/xHWdrqhtYWw5NzHJ8

Petunjuk :
Buka link di atas, dan kerjakan dengan mengklik kelas dan menuliskan NAMA LENGKAP (test 3.5)