Senin, 23 September 2019, kelas VIII/E
Selasa, 24 September 2019, kelas VIII/G
Rabu, 25 September 2019, kelas VIII/D dan VIII/B
Kamis, 26 September 2019, kelas VIII/F dan VIII/A
Jumat, 27 September 2019, Kelas VIII/D dan VIII/C
Selasa, 24 September 2019, kelas VIII/G
Rabu, 25 September 2019, kelas VIII/D dan VIII/B
Kamis, 26 September 2019, kelas VIII/F dan VIII/A
Jumat, 27 September 2019, Kelas VIII/D dan VIII/C
1.
|
Jujur
Jujur adalah berkata apa adanya
dan sesuai kenyataan.
Dalam Q.S.
al-Ahzab/33:70 Allah Swt. Berfirman yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar (Q.S.
al-Ahzab/33:70)
Ayat
diatas menegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk
bertakwa dan berkata benar.
Rosulullah
SAW bersabda, artinya :
“Seorang bendahara muslim yang
melaksanakan tugasnya dengan jujur, dan membayar sedekah kepada orang yang
diperintahkan oleh majikannya
secara sempurna, dengan segera
dan dengan pelayanan yang baik, maka ia mendapat pahala yang sama seperti
orang yang bersedekah.”
Sumber : Kitab Hadis Shahih
Muslim
|
2.
|
Adil
Adil berarti memberikan hak
kepada orang yang berhak menerimanya, meletakkan segala urusan pada
tempatnya.
Rosulullah
SAW bersabda, artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang
berlaku adil akan ditempatkan di sisi Allah Ta’ala di atas mimbar-mimbar yang
terbuat dari cahaya, di sisi sebelah kanan ‘Arrahman. Yaitu, orang-orang yang
adil dalam menghukumi mereka, adil dalam keluarga mereka dan dalam
mengerjakan tugas mereka.”
Sumber : Kitab Hadis Sunan
Nasa’i
|
3.
|
Memahami
Dalil Naqli tentang Perilaku Jujur dan Adil
QS Al-Maidah/5 ayat 8, Allah
SWT berfirman :
Artinya:“ Wahai orang-orang
yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran
karena Allah Swt, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekal-sekali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah Swt, sungguh, Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan” (QS Al-Maidah/5 : 8).
Ayat di atas menegaskan bahwa
menegakkan keadilan harus karena Allah Swt semata, bukan karena kepentingan
pribadi atau duniawi. Kepentingan pribadi atau duniawi harus dikesampingkan
dalam menegakkan keadilan. Bahkan jika kita bersaksi untuk kepentingan
kerabat dekat, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang
sebenarnya, meskipun kesaksian itu merugikannya. Demikian juga jika kita
bersaksi untuk musuh, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang
sebenarnya, meskipun menguntungkannya.
Rasulullah Saw dalam sebuah
hadits bersabda :
Artinya : “Hendaklah kalian
bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan
kebaikan akan membawa kepada surga”(HR Tirmidzi)
Abu Ubaidah bin Jarrah (Sahabat
Nabi yang Sangat Jujur)
Suatu
ketika orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah Saw seraya berkata;
“Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.”
Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh aku akan mengutus kepada kalian
seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat merasa
penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah
itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah.”
(Sumber
: Kitab Shahih Bukhari)
Rosulullah
SAW bersabda, artinya :
Artinya: “Telah menceritakan
kepada kami Abu Al Mudillah pelayan Ummul Mukminin, bahwa ia mendengar Abu
Hurairah berkata: .” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tiga
orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang
yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka
dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya” (HR Ahmad)
|
4.
|
Memahami
Cara Menerapkan Perilaku Jujur dan Adil
Menerapkan Perilaku Jujur
Perilaku jujur dapat kita
terapkan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan
perilaku jujur perhatikan contoh perilaku jujur berikut ini:
1)
Di
rumah, kita melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dengan
sebaiknya-baiknya. Misalnya, ibu minta tolong dibelikan minyak goreng dan
kebutuhan pokok lainnya. Sebagai anak jujur, semua uang sisa kembalian
diberikan kepada ibu. Hal ini berarti memegang dan menjalankan amanah dengan
baik. Memberitakan sesuatu hal baik ke orang tua ataupun ke dalam lingkungan
masyarakat.
2)
Di
sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan bapak-ibu guru dengan penuh
tanggung jawab. Tidak menyontek saat ulangan, melaksanakan piket sesuai
jadwal, mentaati tata tertib sekolah, bertutur kata yang benar kepada bapak-ibu
guru, karyawan, dan teman. Jika bersalah harus mengakui kesalahannya
3)
Di
masyarakat, kita dapat berperilaku jujur dalam rangka membangun masyarakat
yang tenang, harmonis dan saling menghormati. Seseorang yang jujur tidak akan
mengarang cerita atau gosip sehingga akan menimbulkan gaduh dan suasana
lingkungan menjadi tidak kondusif, antara ucapan dan perbuatan. Seseorang
yang jujur harus sama. Dengan berperilaku jujur, maka orang lain akan merasa
aman dan tenteram.
Menerapkan Perilaku Adil
Perilaku adil juga dapat kita
terapkan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan
perilaku adil perhatikan contoh perilaku adil berikut ini:
1)
Di
rumah, misalnya setiap awal bulan ayah memberikan uang saku kepada ketiga
anaknya, termasuk kalian sebagai anak pertama. Ayah menitipkan uang saku
untuk kedua adikmu. Masing-masing mendapat Rp.100.000 dan Rp.50.000,
sedangkan kamu mendapat Rp.200.000. Ayah memberikan uang saku secara adil
berdasarkan tingkat kebutuhan anak-anaknya. Sebagai kakek, kalian harus adil
kepada adik-adik kalian, yaitu memberikan hak uang saku kepada mereka sesuai
perintah ayah.
2)
Di
sekolah, menghormati dan menghargai tugas ketua dan semua pengurus kelas.
Kalian harus memperlakukan mereka dengan adil sesuai posisinya masing-masing
di kepengurusan kelas. Bukan justru sebaliknya, meremehkan dan merendahkan
mereka sebagai “pesuruh” kelas.
3)
Di
masyarakat, berlaku adil kepada tetangga dan warga dalam satu RT, RW ataupun
kelurahan. Memperlakukan tetangga dengan baik, tidak merusak nama baiknya
dengan menyebarkan cerita-cerita negatif. Tidak mengganggu tetangga dengan
suara musik yang terlalu keras dari
dalam rumah kita. Mengapa demikian? Sebab tetangga juga
punya hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik. Dengan
memberikan hak kepada tetangga berarti kita telah berperilaku adil kepada
tetangga.
|