Jumat, 27 September 2019

MENGUTAMAKAN KEJUJURAN DAN MENEGAKKAN KEADILAN


Senin, 23 September 2019, kelas VIII/E
Selasa, 24 September 2019, kelas VIII/G
Rabu, 25 September 2019, kelas VIII/D dan VIII/B
Kamis, 26 September 2019, kelas VIII/F dan VIII/A
Jumat, 27 September 2019, Kelas VIII/D dan VIII/C

1.
Jujur
Jujur adalah berkata apa adanya dan sesuai kenyataan.
Dalam Q.S. al-Ahzab/33:70 Allah Swt. Berfirman yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar (Q.S. al-Ahzab/33:70)
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk bertakwa dan berkata benar.

Rosulullah SAW bersabda, artinya :
“Seorang bendahara muslim yang melaksanakan tugasnya dengan jujur, dan membayar sedekah kepada orang yang diperintahkan oleh majikannya
secara sempurna, dengan segera dan dengan pelayanan yang baik, maka ia mendapat pahala yang sama seperti orang yang bersedekah.”
Sumber : Kitab Hadis Shahih Muslim
2.
Adil
Adil     berarti  memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya, meletakkan segala urusan pada tempatnya.
Rosulullah SAW bersabda, artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan ditempatkan di sisi Allah Ta’ala di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, di sisi sebelah kanan ‘Arrahman. Yaitu, orang-orang yang adil dalam menghukumi mereka, adil dalam keluarga mereka dan dalam mengerjakan tugas mereka.”
Sumber : Kitab Hadis Sunan Nasa’i
3.
Memahami Dalil Naqli tentang Perilaku Jujur dan Adil
QS Al-Maidah/5 ayat 8, Allah SWT berfirman :
Artinya:“ Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran karena Allah Swt, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekal-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah Swt, sungguh, Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Maidah/5 : 8).

Ayat di atas menegaskan bahwa menegakkan keadilan harus karena Allah Swt semata, bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi. Kepentingan pribadi atau duniawi harus dikesampingkan dalam menegakkan keadilan. Bahkan jika kita bersaksi untuk kepentingan kerabat dekat, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun kesaksian itu merugikannya. Demikian juga jika kita bersaksi untuk musuh, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun menguntungkannya.

Rasulullah Saw dalam sebuah hadits bersabda :
Artinya : “Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga”(HR Tirmidzi)


Abu Ubaidah bin Jarrah (Sahabat Nabi yang Sangat Jujur)
Suatu ketika orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah Saw seraya berkata; “Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.” Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah.”
(Sumber : Kitab Shahih Bukhari)

Rosulullah SAW bersabda, artinya :
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Al Mudillah pelayan Ummul Mukminin, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata: .” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya” (HR Ahmad)
4.
Memahami Cara Menerapkan Perilaku Jujur dan Adil

Menerapkan Perilaku Jujur
Perilaku jujur dapat kita terapkan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan perilaku jujur perhatikan contoh perilaku jujur berikut ini:
1)      Di rumah, kita melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dengan sebaiknya-baiknya. Misalnya, ibu minta tolong dibelikan minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Sebagai anak jujur, semua uang sisa kembalian diberikan kepada ibu. Hal ini berarti memegang dan menjalankan amanah dengan baik. Memberitakan sesuatu hal baik ke orang tua ataupun ke dalam lingkungan masyarakat.
2)      Di sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan bapak-ibu guru dengan penuh tanggung jawab. Tidak menyontek saat ulangan, melaksanakan piket sesuai jadwal, mentaati tata tertib sekolah, bertutur kata yang benar kepada bapak-ibu guru, karyawan, dan teman. Jika bersalah harus mengakui kesalahannya
3)      Di masyarakat, kita dapat berperilaku jujur dalam rangka membangun masyarakat yang tenang, harmonis dan saling menghormati. Seseorang yang jujur tidak akan mengarang cerita atau gosip sehingga akan menimbulkan gaduh dan suasana lingkungan menjadi tidak kondusif, antara ucapan dan perbuatan. Seseorang yang jujur harus sama. Dengan berperilaku jujur, maka orang lain akan merasa aman dan tenteram.

Menerapkan Perilaku Adil
Perilaku adil juga dapat kita terapkan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan perilaku adil perhatikan contoh perilaku adil berikut ini:
1)      Di rumah, misalnya setiap awal bulan ayah memberikan uang saku kepada ketiga anaknya, termasuk kalian sebagai anak pertama. Ayah menitipkan uang saku untuk kedua adikmu. Masing-masing mendapat Rp.100.000 dan Rp.50.000, sedangkan kamu mendapat Rp.200.000. Ayah memberikan uang saku secara adil berdasarkan tingkat kebutuhan anak-anaknya. Sebagai kakek, kalian harus adil kepada adik-adik kalian, yaitu memberikan hak uang saku kepada mereka sesuai perintah ayah.
2)      Di sekolah, menghormati dan menghargai tugas ketua dan semua pengurus kelas. Kalian harus memperlakukan mereka dengan adil sesuai posisinya masing-masing di kepengurusan kelas. Bukan justru sebaliknya, meremehkan dan merendahkan mereka sebagai “pesuruh” kelas.
3)      Di masyarakat, berlaku adil kepada tetangga dan warga dalam satu RT, RW ataupun kelurahan. Memperlakukan tetangga dengan baik, tidak merusak nama baiknya dengan menyebarkan cerita-cerita negatif. Tidak mengganggu tetangga dengan suara musik yang terlalu  keras dari dalam rumah kita. Mengapa demikian? Sebab tetangga  juga  punya hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik. Dengan memberikan hak kepada tetangga berarti kita telah berperilaku adil kepada tetangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar