1
|
Daulah Umayyah di Damaskus (661-750M)
Daulah Umayyah berdiri selama 90 tahun (40 – 132 H
/ 661 – 750 M). Pendirinya bernama Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin
Umayyah. Daulah Umayyah menjadikan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.
Kalian pasti tahu bahwa saat ini Damaskus menjadi ibukota negara Suriah.
Sebagai pendiri Daulah Umayyah, Muawiyah bin Abi Sufyan sekaligus menjadi
Khalifah pertama. Adapun secara lengkap para khalifah Bani Umayyah sebagai
berikut:
a. Muawiyah bin Abu Sufyan (Muawiyah I),
tahun 660 -680 M. (41-61 H )
b. Yazid bin Muawiyah (Yazid I), tahun 680-683
M. (61-64 H)
c. Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II), tahun
683-684 M. (64-65 H)
d. Marwan bin Hakam (Marwan I), tahun 684-685
M. (65-66 H)
e. Abdul Malik bin Marwan, tahun 685-705 M.
(66-86 H)
f. Al-Walid bin ‘Abdul Malik (al-Walid I),
tahun 705-715 M. (86-97 H)
g. Sulaiman bin ‘Abdul Malik, tahun 715-717
M. (97-99 H)
h. Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (‘Umar II), tahun
717-720M. (99-102 H)
i. Yazid bin ‘Abdul Malik (Yazid II), tahun
720-724 M. (102-106 H)
j. Hisyam bin ‘Abdul Malik, tahun 724-743 M.
(106-126 H)
k. Walid bin Yazid (al-Walid III), tahun
743-744 M. (126-127 H)
l. Yazid bin Walid (Yazid III), tahun 744 M.
(127 H)
m. Ibrahim bin al-Walid, tahun 744 M. (127 H)
n. Marwan bin Muhammad (Marwan II al-Himar),
tahun 745-750 M. (127- 133 H)
Pada
saat Daulah Umayyah diperintah oleh al-Walid bin ‘Abdul Malik, keadaan negara
sangat tenteram, makmur, dan tertib. Umat Islam merasa nyaman dan hidup
bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun
itu tercatat suatu perluasan wilayah dari Afrika Utara menuju wilayah barat
daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat
ditundukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya
menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa,
dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol
menjadi daerah perluasan selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dapat
dikuasai dengan cepat. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevilla,
Elvira dan Toledo.
Di
zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz, perluasan wilayah dilakukan ke Perancis
melalui pegunungan Pirenia. Misi ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah
al-Ghafiqi. Dengan keberhasilan perluasan wilayah ke beberapa daerah, baik di
timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul
sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria,
Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan,
daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan
Kirgistan di Asia Tengah.
Di
samping perluasan wilayah Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan
di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan
tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan
peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersenjata dan mencetak mata uang.
Pada
masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadi) mulai berkembang menjadi profesi
tersendiri. Qadi adalah seorang ahli di bidang kehakiman. Abdul Malik bin
Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah
yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M
dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
juga berhasil melakukan pembenahan- pembenahan administrasi pemerintahan dan
memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan
Islam.
Keberhasilan
ini dilanjutkan oleh puteranya al-Walid bin Abdul Malik
(705-715
M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti- panti untuk orang cacat dan
pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Ia juga membangun jalan-jalan
raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik,
gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Selain
kemajuan dalam bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan juga dikembangkan pada
masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut meliputi:
a. Ilmu agama, seperti: al-Qur’ān, Hadis, dan
fiqih. Proses pembukuan hadis terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.
b. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala
ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn
Syariyah al-Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu
segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, saraf, dan lain-lain.
d. Bidang ilmu filsafat, yaitu segala ilmu
yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia,
astronomi, ilmu hitung, dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu
kedokteran.
|
2
|
Daulah Umayyah di Andalusia (756 M – 1031 M)
Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada
tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu
penerus Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan diri
pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan
masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana
masih setia dengan Bani Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri
dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di
Cordoba.
Adapun amir-amir Bani Umayyah
yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:
a. Abdurrahman
ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.
b. Hisyam
bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.
c. Al-Hakam
bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun 796-822 M.
d. Abdurrahman
al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.
e. Muhammad
bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.
f. Munzir
bin Muhammad, tahun 886-888 M.
g. Abdullah
bin Muhammad, tahun 888-912 M.
h. Abdurrahman
an-Nasir (Abdurrahman III) , tahun 912-961 M.
i. Hakam
al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun 961-976 M.
j. Hisyam
II, tahun 976-1009 M.
k. Muhammad
II, tahun 1009-1010 M.
l. Sulaiman,
tahun 1013-1016 M.
m. Abdurrahman
IV, tahun 1016-1018 M.
n. Abdurrahman
V, tahun 1018-1023 M.
o. Muhammad
III, tahun 1023-1025 M.
p. Hisyam
III, tahun 1027-1031 M.
Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia
(Spanyol), Cordoba menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan. Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8
yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Kota
Cordoba ditandai dengan adanya Universitas Cordoba. Universitas ini memiliki
perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Pada masa
kejayaannya Cordoba memiliki 491
masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak minum,
pemerintah memiiki inisiatif untuk membangun instalasi air minum dari
pegunungan sepanjang 80 km.
Tumbuh kembangnya ilmu
pengetahuan di Cordoba membuat berbagai inisiatif dan inovasi dalam rangka
membuat kehidupan lebih sejahtera dan nyaman. Didirikannya masjid-masjid yang
megah dan indah menunjukkan bahwa pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan
ketakwaan dan keimanan juga sangat tinggi.
|
3
|
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ilmu
Kimia
Di antara ahli kimia ketika itu adalah Abu
al-Qasim Abbas ibn Farnas yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia
terapan. Ilmu kimia murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi
yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran.
b. Kedokteran
Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu
al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal
sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit
kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al-Ta’rif
li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad
XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di
Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M). Buku tersebut menjadi
rujukan di universitas-universitas di Eropa.
c. Sejarah.
1) Abu
Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya berjudul
al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
2) Abu
Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah.
Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.
3) Hayyan
bin Khallaf bin Hayyan, karyanya al-Muqtabis fi Tarikh Rija al
Andalus dan al-Matin.
d. Bahasa
dan sastra
Di antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu
adalah :
1) Ali
al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696
M.
2) Abu
Bakar Muhammad Ibn Umar. Di samping terkenal sebagai ahli sejarah, ia adalah
seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan sastrawan. Ia menulis buku
dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.
3) Abu
Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, karya prosa diberi
nama al-‘Aqd al-Farid. Ia
meninggal tahun 940 M.
Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
Lahir di Cordova pada tahun 382 H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya
dalam bentuk prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa
A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar
|
4
|
Pertumbuhan Kebudayaan
Selain ilmu pengetahuan pada
masa Bani Umayah juga berhasil
mengembangkan bidang lainnya,
yaitu:
a. Arsitektur
Perkembangan di bidang
arsitektur ini terlihat dari bangunan- bangunan artistik serta masjid-masjid
yang memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka
memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut
bangunannya. Pada masa Walid dibangun juga sebuah masjid agung yang terkenal
dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah
serta dibangunnya sebuah kota baru yaitu kota Kairawan oleh Uqbah bin Nafi.
b. Organisasi militer
Pada masa pemerintahan Bani
Umayyah ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan yaitu angkatan darat
(al-jund), angkatan laut (al- bahiriyah) dan angkatan kepolisian.
c. Perdagangan
Setelah Bani Umayah berhasil
menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan menjadi semakin lancar. Ibu Kota
Basrah di Teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur,
begitu pula Kota Aden.
d. Kerajinan
Ketika
Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam
bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para
pembesar pemerintahan.
|
Jumat, 29 November 2019
SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA BANI UMAYAH
Jum'at, 29 November 2019, kelas VIII/D dan VIII/C (Sejarah
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayah)
Jumat, 22 November 2019
SUJUD SYUKUR, SUJUD SAHWI DAN SUJUD TILAWAH
Jum'at, 22 November 2019, kelas VIII/D dan VIII/C (Praktek Sujud Syukur, Sujud Sahwi, Sujud Tilawah)
Sujud merupakan
satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah Swt. Hanya kepada
Allah sajalah manusia itu boleh bersujud.
|
|
1.
|
Sujud
Syukur
a. Pengertian
Sujud Syukur
Syukur artinya berterima kasih kepada Allah Swt.
Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan ketika seseorang memperoleh
kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari bahaya. Untuk mengungkapkan
syukur seringnya kita hanya dengan mengucapkan kata “alhamdulillah”.
Ternyata, di samping dengan menguncapkan hamdalah, kita juga diajarkan cara lain untuk mengungkapkan rasa syukur
tersebut. Cara lain yang dimaksud adalah dengan sujud syukur.
Ketika melakukan sujud syukur, ekspresi syukur itu
tidak hanya terucap dalam lisan saja, namun juga dalam bentuk tindakan berupa
sujud. Sungguh indah ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada
kita.
b. Dasar
Hukum Sujud Syukur
Adapun hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah
sebagaimana hadis Rasulullah berikut :
Artinya :“Dari Abu Bakrah, “Sesungguhnya apabila
datang kepada Nabi saw. Sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau
langsung sujud bersyukur kepada Allah.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmizi).
c. Sebab-sebab
Melakukan Sujud Syukur
Sebab-sebab melaksanakan sujud syukur adalah :
1) Mendapatkan
nikmat dari Allah Swt.
Apabila kita mendapatkan nikmat
atau baru saja kita mendapatkan kabar yang menggembirakan, seketika itu juga
ia melakukan sujud syukur tanpa menunda-nundanya lagi. perhatikan kisah pak
Hamdi dan Miftah berikut ini :
2) Terhindar
dari bahaya (kesusahan yang besar)
Apabila kita terhindar dari bahaya atau bencana
yang ketika itu terjadi, maka segeralah untuk melakukan sujud syukur tanpa
menunda-nundanya lagi. Misalnya, ketika terjadi gempa bumi, seisi rumah
ternyata dapat menyelamatkan diri semua. Maka saat itu disunnahkan untuk
melakukan sujud syukur.
d. Tata
Cara Melakukan Sujud Syukur
Tata cara sujud syukur cukup mudah untuk
dipraktikkan dan
dilaksanakan. Adapun tata caranya adalah sebagai
berikut :
1) Menghadap
kiblat
2) Niat
untuk sujud syukur
3) Sujud seperti sujud dalam śalat dengan membaca do’a
sebagai berikut:
Artinya
: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah
Mahabesar, dan tiada kekuatan serta daya upaya kecuali atas ijin Allah Yang
Mahatinggi dan Mahaagung.”
4) Duduk kembali
5) Salam
e. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah
melakukan sujud syukur, sebagai berikut :
1) Orang yang mendapatkan nikmat dan
kelebihan kalau tidak berhati- hati dapat lupa diri sehingga menjadi angkuh
atau sombong. Orang yang melakukan sujud syukur akan terhindar dari sifat
sombong atau angkuh tersebut.
2) Memperoleh kepuasan batin berkaitan
dengan anugerah yang diterima
dari
Allah Swt.
3) Merasa dekat dengan Allah sehingga
memperoleh bimbingan dan hidayah-Nya.
4) Memperoleh tambahan nikmat dari Allah
Swt. dan selamat dari siksa- Nya.
|
2.
|
Sujud
Sahwi
a. Pengertian
Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena
lupa atau ragu-ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah
membaca tahiyat akhir sebelum salam.
b. Dasar Hukum Sujud Sahwi
Adapun hukum melakukan sujud sahwi adalah sunnah
sebagaimana hadis Rasulullah saw. sebagai berikut:
Artinya: Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi saw
bersabda,“Apabila salah seorang di antara kamu ragu dalam śalat, apakah ia
sudah mengerjakan tiga atau empat rakaat, maka hendaklah dihilangkan keraguan
itu, dan diteruskan śalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud
dua kali sebelum salam.” (HR. Ahmad dan Muslim)
c. Sebab-sebab
Sujud Sahwi
Sebab-sebab orang yang śalat melakukan sujud sahwi
adalah:
1) Lupa
meninggalkan salah satu rukun śalat seperti lupa melakukan rukuk, iktidal,
atau sujud.
2) Lupa
atau ragu jumlah rakaat.
3) Lupa
membaca do’a qunut (bagi yang membiasakan qunut).
4) Lupa
melakukan tasyahud awal.
5) Kelebihan
atau kekurangan dalam jumlah rakaat.
Dalam kasus rakaat kurang, apabila pada saat śalat
ada yang mengingatkan bahwa rakaat śalat kita kurang, maka harus segera
berdiri, takbir, dan melengkapi jumlah rakaatnya baru kemudian melakukan
sujud sahwi.
d. Tata
Cara Sujud Sahwi
Cara melakukan sujud sahwi sebagai berikut :
Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam apabila
orang yang sedang śalat lupa akan bilangan śalat yang sedang dikerjakan atau
lupa tidak melakukan tahiyat awal dan kita baru ingat sebelum dia salam.
1) Setelah
selesai membaca tahiyat akhir, langsung sujud lagi dengan membaca:
Artinya: “Maha Suci Allah yang tidak tidur dan lupa”.
2) Bangun
dari sujud disertai dengan mengucapkan takbir,
3) Kemudian
duduk sebentar lalu takbir dan dilanjutkan sujud lagi dengan doa yang sama
dengan sujud pertama.
4) Duduk kembali dan diakhiri dengan salam.
e. Hikmah
Melakukan Sujud Sahwi
Manusia tidak boleh berperilaku sombong dan angkuh
karena manusia adalah tempat salah dan lupa. Yang tidak pernah lupa hanyalah
Allah Swt. Orang yang berbuat salah,
khilaf, dan lupa harus segera memohon ampun kepada Allah dengan membaca
istigfar. Demikian halnya ketika kita bersalah dengan orang tua, guru maupun
teman harus segera meminta maaf kepada mereka.
Hikmah berikutnya adalah kita diajarkan untuk bisa
memahami bahwa orang lain juga bisa salah. Jika orang tersebut mengakui
kesalahannya dan minta maaf, maka sebagai umat Islam diajarkan untuk segera
memberi maaf.
Ingatlah bahwa sifat takabur
itu bisa terjangkit kepada siapa saja, kapan
|
3.
|
Sujud Tilawah
a. Pengertian Sujud
Tilawah
Sujud
tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membaca ayat-ayat sajdah dalam
al-Qur’ān ketika śalat maupun di luar śalat, baik pada saat membaca/
menghafal sendiri atau pada saat mendengarkannya.
b. Dasar Hukum Sujud Tilawah
Hukum melaksanakan sujud
tilawah adalah sunnah, sebagaimana hadis Rasulullah saw. berikut ini:
Artinya :“Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi saw.
pernah membaca al- Qur’ān di depan kami. Ketika bacaannya sampai pada ayat
sajdah, beliau takbir, lalu sujud, maka kami sujud bersama-sama beliau.” (HR.
Tirmidzi)
c. Sebab-sebab
Sujud Tilawah
Sujud tilawah dilakukan karena pada saat membaca
atau mendengarkan bacaan al-Qur’ān menemukan ayat-ayat sajdah baik pada saat
śalat maupun di luar śalat.
Adapun ayat-ayat sajdah yang ada di dalam
al-Qur’ān berjumlah 15 yaitu:
1) Q.S.
al-A’rāf/7 ayat 206
2) Q.S.
ar-Ra’du/13 ayat 15
3) Q.S.
an-Nahl/16 ayat 49
4) Q.S.
Al-Isrā’/17 ayat 109
5) Q.S.
al-Hajj/22 ayat 18
6) Q.S.
Maryam/19 ayat 58
7) Q.S.
al-Hajj/22 ayat 77
8) Q.S.
al-Furqān/25 ayat 60
9) Q.S.
an-Naml/ 27 ayat 25
10) Q.S.
al-Sajdah/32 ayat 15
11) Q.S.
Sad/38 ayat 24
12) Q.S.
Fussilat/41 ayat 38
13) Q.S.
an-Najm/53 ayat 62
14) Q.S.
al-Insyiqāq/84 ayat 21
15) Q.S.
al-‘Alaq/96 ayat 19
d. Syarat
Sujud Tilawah
Di dalam melaksanakan sujud tilawah harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Suci
dari hadas dan najis
2. Menghadap
kiblat
3. Menutup aurat.
e. Rukun
Sujud Tilawah
Adapun rukun sujud tilawah adalah:
1. Niat
2. Takbiratul
ihram
3. Sujud
satu kali dengan diawali bacaan takbir
4. Duduk
setelah sujud dengan tuma’ninah tanpa membaca tasyahud
5. Salam
f. Tata
Cara Sujud Tilawah
Tata cara sujud tilawah ada dua macam, yaitu:
1. Sujud
tilawah yang dilakukan di luar śalat.
Adapun cara yang melakukan sujud tilawah di luar
Śalat sebagai berikut:
a. Berdiri
menghadap kiblat
b. Berniat
melakukan sujud tilawah
c. Takbiratul
ihram
d. Sujud
satu kali
Pada saat sujud membaca do’a sebagai berikut:
Artinya: “aku bersujud kepada Tuhan yang
menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan
kekuasaan- Nya.”
e. Duduk
sejenak
f. Salam
2. Sujud
tilawah yang dilakukan di dalam śalat.
Adapun cara melakukan sujud tilawah di dalam Śalat
sebagai berikut:
Pada saat kita sedang berdiri
dalam Śalat membaca ayat sajdah atau imam membaca ayat sajdah, kita langsung
melakukan sujud satu kali dengan membaca do’a sujud tilawah. Setelah selesai
melakukan sujud tilawah tersebut kita langsung berdiri lagi dan melanjutkan
śalat kembali.
g. Hikmah
Melaksanakan Sujud Tilawah
Hikmah melakukan sujud tilawah, yaitu:
1. Dijauhkan
dari godaan setan.
2. Lebih menghayati bacaan dan makna al-Qur’ān yang sedang
dibaca. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
|
Langganan:
Postingan (Atom)