Jumat, 13 Maret 2020

GEMAR BERAMAL SALEH DAN BERBAIK SANGKA KEPADA SESAMA

Jum'at, 13 Maret 2020, kelas VIII/D dan VIII/C (Menyajikan perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama)


1
Mari Memahami Amal Saleh
firman Allah Swt. dalam Q.S. al-‘Ashr/103: 2-3
Artinya : “ Sungguh manusia berada dalam kerugian (2). Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (3).” (Q.S. al-‘Ashr/103: 2-3)
Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang melakukan empat hal, yaitu :

1)        beriman kepada Allah swt
2)         beramal saleh atau amal kebajikan
3)         saling menasihati untuk kebenaran
4)         saling menasihati untuk kesabaran
Kata amal saleh berasal dari kata“amilus”, yaitu segala perbuatan yangbermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengan akal rasional, al-Qur’an serta as-Sunnah. Antara iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang beriman tanpa diikuti amal saleh, maka keimanannya tidak ada artinya. Sebaliknya, amal saleh tanpa didasari iman yang benar maka amalnya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt. Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh harus dilandasi dengan keimanan yang benar.
Kebalikan dari amal saleh adalah amal sayyi’ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunya maupun orang lain. Sungguh rugi seseorang yang berbuat buruk di dunia ini, padahal dunia ini adalah ladang amal untuk kehidupan akhirat. Setiap amal baik atau buruk meskipun sangat kecil tetap akan mendapat balasan yang adil dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surat az-Zalzalah/99: 7-8 :
Artinya : “ maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji sawi), niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7). Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah (biji sawi), dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. az-Zalzalah/99: 7-8)

Suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a.         Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.
b.         Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt.
c.         Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis.
Pernahkah kalian melihat orang atau temanmu beramal, tetapi sedikit sekali? Janganlah kalian meremehkannya atau menghina karena sedikit amalnya. Sebab nilai sebuah amal tidak semata-mata tergantung banyak atau sedikitnya, tetapi juga terletak pada keikhlasannya. Sedangkan nilai keikhlasan amal seseorang hanya Allah Swt. yang mengetahui. Allah Swt. mencintai seorang hamba yang beramal secara terus-menerus meskipun sedikit. Memang yang paling baik adalah beramal banyak serta ikhlas, dan dilakukan terus menerus. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda :
Artinya: “ Dar Abu Dzar Jundub Bin Junadah r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: “janganlah sekali-kali kamu mencemooh perbuatan baik seberapa pun kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap saudaramu dengan muka yang berseri-seri” (H.R. Muslim)
Wahaigenerasimuda Islam, ketahuilah bahwa amal saleh ada tiga macam, yaitu :
1)         Amal saleh terhadap Allah Swt., yaitu menjalankan perintah Allah Swt. dan meninggalkan larang-Nya. Contohnya adalah salat, zakat, puasa, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya
2)         Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah memberikan senyuman, bersikap ramah, bertutur kata yang santun, dan menolong kaum duafa.
3)         Amal    saleh    terhadap           lingkungan alam          yaitu                menjaga                       kelestarian alam contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya, menjagakebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan penghijauan.
Di samping tiga amal saleh tersebut ada suatu amal kebajikan yang disebut amal jariyah. Amal jariyah yaitu perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Swt. dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal. Pahala amal jariyah akan terus mengalir selama orang yang masih hidup masih dapat memanfaatkan hasil kebajikan yang iatinggalkan di dunia. Rasulullah s.a.w. bersabda :
Artinya : “dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (H.R. Muslim)saudaramu dengan muka yang berseri-seri” (H.R. Muslim)
2
MANFAAT BERAMAL SALEH
Seseorang yang beramal saleh akan memperoleh manfaat sebagai berikut :

1)
Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt.
Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Maidah/5: 9 yang artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”


2)
2)         Diberi tambahan petunjuk.
Hal ini sesuai dengan Q.S. Maryam/19: 76 yang artinya:“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal kebajikan yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.”

3)
3)         Diberi kehidupan yang baik dan layak.
Hal ini sesuai dengan Q.S. an-Nahl/16: 97 yang artinya: “Siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

4)
Dihapuskan dosa-dosanya.
Hal ini sesuai dengan Q.S. al-Ankabut/29: 7 yang artinya: “Dan orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”

5)
Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat.
Hal ini sesuai dengan Q.S. al-‘Asr/103: 1-3 : “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”
3
BERBAIK SANGKA

Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Lawan dari husnudzon adalah su’udzon atau buruk sangka. Berburuk sangka merupakan perilaku tercela yang akan mendatangkan mudarat, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Allah Swt. melarang berburuk sangka, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-Hujurat/49: 12 :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. al- Hujurat/49: 12)
Rasulullah s.a.w. juga melarang berburuk sangka, sebagaimana hadis berikut ini
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

Berbaik sangka ada tiga macam, yaitu :

1)
Berbaik sangka kepada Allah Swt.
Orang yang berbaik sangka kepada Allah Swt. akan senantiasa bersyukur atas semua kenikmatan dari-Nya, dan bersabar atas semua cobaan. Mengapa kita harus bersyukur kepada Allah Swt? Allah Swt. telah memberikan karunia dan kenikmatan yang tidak ternilai harganya kepada manusia. Maka, sudah seharusnya manusia bersyukur kepada Allah Swt.
Lalu, mengapa kita harus bersabar atas semua cobaan ? Allah Swt. memiliki sifat-sifat sempurna dan tidak mungkin Allah Swt. menghendaki keburukan bagi hamba-hamba-Nya. Setiap cobaan dan ujian dari Allah Swt. tidak bertujuan menyakiti hamba-Nya, tetapi untuk menguji ketaatan, keimanan, dan kesabarannya.

2)
Berbaik sangka kepada diri sendiri.
Pernahkah kalian mengalami kesulitan hidup? Jika pernah, bagaimana cara kalian menyikapinya? Seseorang yang berbaik sangka kepada diri sendiri akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras. Sebaliknya, seseorang yang berburuk sangka kepada diri sendiri, ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri, dan malas berusaha.

3)
Berbaik sangka kepada orang lain.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Orang lain di sekitar kita harus diperlakukan secara baik, santun, saling menyayangi, dan menghormati. Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Sikap buruk sangka hanya akan memicu perpecahan dan konflik. Banyak pertikaian dan kerusuhan terjadi karena sikap buruk sangka. Jika ada isu-isu negatif hendaknya diklarifikasi (tabayyun) terlebih dahulu agar kita tidak terjerumus kepada sikap curiga dan buruk sangka. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan prasangka baik kepada keluarga, teman, tetangga, dan sesama manusia agar hidup kita bahagia dunia sampai akhirat.
4
MANFAAT BAIK SANGKA

Seseorang yang membiasakan diri berbaik sangka akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1) Hidup menjadi tenang dan optimis.
2) Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
3) Membentuk pribadi yang tangguh
4) Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain
5) Menjadikan seseorang kreatif
6) Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa
7) Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
8)Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
9)Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

Sumber : Buku Siswa Pendidikan Agama dan Budi Pekerti kelas VIII


Tidak ada komentar:

Posting Komentar