Jum'at, 28 Februari 2020, kelas VIII/D dan VIII/C (Menyajikan cara berbuat baik, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru)
1
|
Hormat dan
Patuh Kepada Orang
Tua
Islam mengatur hubungan antara orang tua terhadap
anak, termasuk tata cara pergaulannya. Antara orang tua dan anak
masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam Islam. Diantara
kewajiban orang tua terhadap anak adalah merawat dan mendidik dengan
sebaik-baiknya sesuai syariat Islam. Proses pendidikan di lingkungan keluarga
sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan spiritual anak. Oleh
karena itu orangtua harus memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya.
Dalam ajaran Islam, kedua orang tua memiliki
kedudukan yang tinggi. Setiap anak diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua
orang tua (birrul walidain). Birrul walidain juga diartikan sebagai berbakti
kepada kedua orang tua. Perilaku menghormati dan mematuhi nasihat-nasihatnya
termasuk birrul walidain. Seorang anak wajib menghormati dan mematuhi semua
nasihat orang tuanya selama keduanya tidak memerintahkan kemaksiatan atau
kemusyrikan. Bahkan seorang anak tetap harus menghormati kedua orang tuanya
meskipun orang tuanya kafir.
Kewajiban menghormati dan mematuhi kedua orang tua
termaktub di dalam Al-Qur’an . Ada banyak ayat yang berbicara tentang hal
ini, diantaranya surat An-Nisa/4 ayat 36:
Artinya : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan- Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat
dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan
diri.”
(QS. An-Nisa’/4 : 36)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa perintah
berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan perintah langsung dari Allah
Swt. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua diletakkan setelah perintah
untuk menyembah Allah Swt dan larangan syirik. Ini menjadi bukti bahwa kedua
orang tua menempati kedudukan mulia dalam pandangan Islam. Maka, sebagai anak
kita harus menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah orang tua sebagai
wujud bakti kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih hidup ataupun
sudah meninggal dunia.
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban
ibadah dari Allah Swt bagi hamba-Nya. Jadi, berbakti kepada orang tua bukan
merupakan balasan anak kepada keduanya karena telah melahirkan, merawat dan
mendidik. Mengapa demikian?. Karena jasa orang tua tidak mungkin bisa dibalas
dengan balasan sepadan oleh seorang anak. Pada usianya yang sudah lanjut,
tentu orang tua sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita. Dalam
sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah Saw bersabda :
Artinya:
“Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka!” lalu beliau
ditanya; “Siapakah yang celaka, ya Rasulullah?” Jawab Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: “Barang Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia
lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga
(dengan berusaha berbakti kepadanya dengan sebaik-baiknya).”
Sumber : Kitab Hadis Shahih Muslim
Perilaku durhaka kepada orang tua (uququl
walidain) merupakan dosa besar. Seorang anak yang durhaka kepada orang tua
akan sengsara hidupnya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Kepatuhan
kepada orang tua merupakan bukti kepatuhan kepada Allah Swt, dan kedurhakaan
kepada orang tua merupakan kedurhakaan kepada Allah Swt. Ridha Allah Swt
bergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah Swt bergantung pada murka
orang tua. Maksudnya, jika orang tua ridha kepada kita maka Allah Swt juga
ridha, demikian pula sebaliknya jika orang tua murka kepada kita maka Allah
Swt juga murka.
Wahai anak shaleh, tahukah kalian bagaimana cara
menghormati dan mematuhi kedua orang tua ? Jika orang tua masih hidup maka
dapat dilakukan dengan cara :
|
|
1)
|
Mendengarkan semua perkataannya dengan penuh rasa
hormat dan rendah hati.
Orang tua akan sangat bahagia jika anak-anaknya
mendengarkan nasihat-nasihatnya untuk kemudian dilaksanakan dalam kehidupan
sehari- hari. Semua orang tua menghendaki anak-anaknya hidup lebih baik dari
dirinya. Sangat tidak sopan dan termasuk perilaku tercela jika ada anak tidak
menghiraukan perkataan dan nasihat dari orang tua. Saat orang tua berbicara,
jangan sekali-kali memotong pembicaraannya karena bisa menyakiti hatinya.
|
|
2)
|
Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang
dapat meringankan beban orang tua.
Pekerjaan rumah selalu ada
setiap hari, seolah tiada habisnya. Mulai dari mencuci piring, mencuci
pakaian dan menyetrikanya, membersihkanlantai, merapikan kamar, menyiram
tanaman, membersihkan pekarangan dan lain-lain. Mungkin saja semua atau
sebagian pekerjaan ini ditangani oleh pembantu, sehingga lebih ringan jika
dibanding tanpa pembantu. Lalu bagaimana jika tidak ada pembantu? Apakah
semua pekerjaan ini diselesaikan sendiri oleh orang tua? Sebagai anak shaleh
tentu kalian akan membantu menyelesaikannya supaya beban orang tua menjadi
lebih ringan.
|
|
3)
|
Senantiasa meminta doa restu.
Setiap aktifitas yang dilakukan
anak hendaknya mendapat restu dari orang tua. Doa restu orang tua akan
menjadi modal berharga dalam meraih kesuksesan. Doa ini menjadi penyempurna
ikhtiar yang telah dilakukan anak.
“Tiga macam doa yang akan di kabulkan dan tidak
ada keraguan pada ketiganya, yaitu; doa orang yang di dzalimi, doanya orang
musafir dan doa orang tua kepada anaknya.”
Sumber : Hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah
Jika orang tua sudah meninggal, maka cara
menghormati dan mematuhinya adalah sebagai berikut:
1) Menyambung
tali silaturahim dengan kerabat dan sahabat orang tua.
Seorang anak harus menjaga hubungan baik dengan
keluarga dekat, kerabat, serta sahabat dekat orang tua. Dengan menjaga tali
silaturahmi dengan mereka hakikatnya juga menjaga silaturahmi dengan orang
tua.
2) Melanjutkan
cita-cita orang tua.
Cita-cita mulia orang tua harus dilanjutkan oleh
anak-anaknya. Misalnya, pembangunan masjid yang dirintis orang tua belum
selesai, maka sebagai anak harus melanjutkan pembangunan masjid tersebut.
3) Mendoakan
ayah dan ibu dengan memintakan ampun kepada Allah Swt.
Doa anak kepada orang tua akan
menjadi ladang pahala yang tiada terputus baginya di alam kubur. Sebab hanya
anak shaleh yang bersedia mendoakan orang tuanya.
|
|
2
|
Hormat Dan Patuh
Kepada Guru
Guru berjasa besar dalam mendidik dan mengajar
kita sejak usia dini. Berkat jasa guru kita bisa membaca, menghitung,
menyanyi, dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Mereka tak kenal lelah
dalam mengajar dan mendidik murid- muridnya. Tidak hanya itu, guru juga
menjadi teladan dalam menanamkan akhlak mulia bagi murid-muridnya. Guru
selalu memberikan motivasi, arahan dan nasihat kepada murid-muridnya.
Harapannya agar semua muridnya menjadi orang sukses.
Tanpa bimbingan dan didikannya kita tidak akan
bisa membedakan antara yang benar dan salah, mana yang halal dan haram. Jasa
guru tidak bisa dinilai dengan materi. Berkat jasa gurulah kita menjadi orang
berilmu. Dengan bekal ilmu kita bisa menjalani kehidupan dengan tenang dan
terarah. Inilah kebaikan- kebaikan seorang guru kepada murid-muridnya.
Islam menempatkan guru pada posisi mulia. Mereka
adalah orang tua kita setelah orang tua kandung. Oleh karena itu, kita harus
menghormati dan mematuhinya sebagaimana yang kita lakukan terhadap orang tua.
Hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan oleh Islam. Setinggi apapun
pangkat dan kedudukan seseorang, dia berhutang budi kepada guru. Bagaimana
cara menghormati dan mematuhi guru?. Menghormati dan mematuhi guru dapat
dilakukan dengan cara :
1) Menyapa
dan mengucapkan salam saat bertemu
Saat bertemu dengan guru, baik disekolah maupun
diluar sekolah hendaknya menyapa dan mengucapkan salam. Ucapan salam ini akan
membuat guru senang dan bangga kepada muridnya.
2) Mendengarkan dan menyimak dengan baik semua perkataannya
Perkataan guru pasti mengandung
hikmah. Sehingga murid hendaknya mendengarkan dan menyimak dengan baik
3) Mengikuti
pelajarannya dengan penuh semangatSeorang murid memiliki motivasi yang kuat
dalam mengikuti pelajaran. Sehingga semua pelajaran yang diberikan guru akan
diikuti dengan penuh semangat.
4) Memandang
guru dengan pandangan penuh rasa hormat (ta’dzim)
Saat berhadapan dengan guru, seorang murid
hendaknya menatap gurunya penuh hormat. Dan memberikan perhatian terhadap
perkataan guru, mencatat jika diperlukan.
5) Hendaklah
duduk dihadapan guru dengan sopan dan tenang
Seorang murid hendaknya
mengambil posisi duduk yang terdekat dengan guru. Dengan posisi ini seorang
murid akan merasa dekat secara emosional dengan gurunya. Penjelasan guru akan
lebih mudah didengar jika posisi duduk murid dekat dengan gurunya.
Guru juga berjasa dalam
menanamkan akidah Islam yang lurus. Dengan akidah yang lurus, seseorang akan
hidup bahagia dunia hingga akhirat. Dalam ajaran Islam, guru atau ulama harus
dihormati dan dimuliakan. Menghormati, mematuhi dan memuliakan guru merupakan
syarat agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat bagi orang lain. Seseorang
yang memiliki ilmu yang bermanfaat akan mendapatkan pahala sampai hari
kiamat.
|
Terimakasih pah atas materinya bagas fadhil haryanto kelas 8f
BalasHapus