Kamis, 22 April 2021

3.13 Tradisi Islam Di Nusantara

 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI KELAS IX

Rabu, 14 April 2021, Kelas IX / F dan IX / G
Kamis, 1
5 April  2021, Kelas IX / D dan IX / E
Jum'at, 1
6 April  2021, Kelas IX /A , IX / B, dan IX / C

 Kompetensi Dasar : 3.13  Tradisi Islam di Nusantara

 MateriMenelusuri Tradisi Islam di Nusantara

 Pertemuan Pertama

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Melalui pembelajaran daring dengan aplikasi Simaskot,Blogger dan Whatsapp, peserta didik dapat:
Menjelaskan Tradisi Islam di Nusantara

Assalamu'alaikum, apa khabar anak-anak sholeh & sholehah, smg kita semua dalam lindungan Allah Swt dan sdh melaksanakan sholat subuh, sholat dhuha dan muroja'ah, selanjutnya silahkan buka blog guru mapel sesuai jadwal, ikuti petunjuknya, tetap semangat

https://www.youtube.com/watch?v=gIlx6CG4WqM


Petunjuk:

Pahamilah Tradisi Islam di Nusantara

Tradisi Nusantara sebelum Islam

Sebelum tradisi Islam ada di Indonesia, telah ada tradisi Hindu-Buddha. sehingga pada akhirnya terjadi akulturasi di antara keduanya.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir.

 Seni Islam yang berkembang di Nusantara adalah seni arsitektur, seni ukir, kaligrafi, seni tari, seni musik/suara, seni pertunjukan, dan seni sastra.

 Tradisi atau budaya Islam yang berkembang di Nusantara, seperti Halal Bihalal, Tabot atau Tabuik, Kupatan, Sekaten, Grebeg, Grebeg Besar, Kerobok Maulid, Tradisi Rabu Kasan, Dugderan, Tumpeng, dan lainnya.

 Umat Islam atau generasi muda dapat menjaga kelestarian tradisi Islam dengan cara melanjutkan keberadaannya atau mengembangkannya agar sesuai dengan perkembangan zaman.

 Akulturasi Budaya Islam

 Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama.

Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam.

Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam.

Tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.

Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapa pun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budaya-budaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut.

 a.       Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram.

b.      Mendatangkan mashlahat (ke-baikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan).

c.       Sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.).

 Berikut ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam.

 1) Nama-Nama Bulan dalam Penanggalan Jawa

 Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut.

 2) Seni Bangunan Masjid

3) Seni Ukir dan Kaligrafi

4) Seni Tari

5) Seni Musik

6) Seni Pertunjukan

7) Seni Sastra

    Jenis-jenis karya sastra yang sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai berikut.

 Ø  Babad

Babad adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad, tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semua ada daIam sejarah, tetapi penggambarannya dilakukan secara berlebihan. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad Pakepung.

Di daerah Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah sarasilah (silsilah) atau tambo, yang juga diberi judul hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau, Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah Perak.

Ø  Hikayat

Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain.

 Ø  Suluk

Ø  Suluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik karena sifatnya pantheisme, yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan Tuhan (manunggaling kawulo lan Gusti). Pujangga-pujangga kerajaan dan para wali yang menghasilkan karya-karya sastra jenis suluk adalah seperti di bawah ini.

Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab Bonang.

Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Dagang.

Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang tasawuf.

8). Kesenian Debus

 3. Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara

 Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat.

Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda Islam harus mampu merawat, melestarikan, mengembangkan, dan menghargai hasil karya para ulama terdahulu. Mengingat zaman modern sekarang ini, ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan tradisi beralasan pada zaman Rasulullah saw. tidak pernah ada. Mereka yang membolehkan dengan dasar bahwa tradisi tersebut digunakan sebagai sarana dakwah dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Kita sebagai generasi penerus Islam harus bijaksana dalam menyikapi tradisi tersebut. Memang, harus diakui ada tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan Islam. Tradisi seperti ini harus kita tolak dan buang supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya.

 Para ulama dan wali pada zaman dahulu tentu telah mempertimbang­ kan tradisi-tradisi tersebut dengan sangat matang baik dari segi madharat-mafsadat maupun halal-haramnya. Mereka sangat paham hukum agama sehingga tidak mungkin mereka menciptakan tradisi tanpa pertimbangan-pertimbangan tersebut.

 Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masing-masing. Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam dimaksud.

 Halal Bihalal

 Halal bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Setelah umat Islam selesai puasa Ramadhan sebulan penuh, dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada sesama manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum mendapat kehalalan atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh karena itu tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali kepada fitrah (kesucian). Tradisi ini erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri.

 Tujuan halal bihalal selain saling bermaafan adalah untuk menjalin tali silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini, tradisi ini masih dilakukan di semua lapisan masyarakat. Mulai keluarga, tingkat RT sampai istana kepresidenan. Bahkan, acara halal bihalal sudah menjadi tradisi nasional yang bernapaskan Islam.

 Istilah halal bihalal berasal dari bahasa Arab (halla atau halal), tetapi tradisi halal bihalal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Bahkan, bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya.

 Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis (silaturahim) antar umat. Dengan acara halal bihalal, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul, saling berinteraksi dan saling bertukar informasi. Komunikasi ini akan mempererat kekeluargaan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada.

Pada acara halal bihalal, semua orang mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara lahir, telah memaafkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau mengucapkan kata maaf, batinnya juga harus dengan tulus memaaf­ kan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit hati.

 b. Tabot atau Tabuik

Tabot atau tabuik adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu dan Padang untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Tabot atau Tabuik pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu, kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari tanggal 1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar Islam) setiap tahun.

 Istilah tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang membangun Benteng Marlborough (1718-1719) di Bengkulu. Para tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India.

 c. Kupatan (Bakdo Kupat)

 Di Pulau Jawa, bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain, terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Biasanya, masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat). Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun kelapa yang masih muda). Sampai saat ini, ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri. Ketupat memang sebagai makanan khas lebaran. Makanan itu ternyata bukan sekadar sajian pada hari kemenangan, tetapi punya makna mendalam dalam tradisi Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling memaafkan.

d. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta

 Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa. Peringatan yang lazim dinamai Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata syahadatain (dua kalimat Syahadat). Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu, setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan, diselingi dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain.

 Jadi, Sekaten diadakan untuk melestarikan tradisi para wali dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Sebagai tuntunan bagi umat manusia, diharapkan masyarakat yang datang ke Sekaten juga mempunyai motivasi untuk mendapatkan berkah dan meneladani Nabi Muhammad saw.

Dalam upacara Sekaten tersebut, disuguhkan gamelan pusaka peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan ini sebagai pertanda bahwa dalam berdakwah, para wali mengemasnya dengan menjalin kedekatan kepada masyarakat.

 e. Grebeg

 Grebeg merupakan tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebeg pertama kali diselenggarakan Sultan Hamengkubuwana ke-1 oleh Keraton Yogyakarta. Grebeg dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta diselenggarakan 3 tahun sekali. Pertama, grebek pasa-syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr. Kedua, grebeg besar, diadakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah untuk merayakan Hari Raya Kurban. Ketiga, grebeg maulud setiap tanggal 12 Rabiul Awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain Kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg adalah Solo, Cirebon dan Kota Demak.

f.  Grebeg Besar di Demak

 Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan pusat perjuangan Wali Songo dalam dakwah.

Pada awalnya, Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun 1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap 40 hari peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh Wali Songo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi. Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada bagian Candrasengkala “Lawang Trus Gunaning Janmo”.

Pada tahun 1428, tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmi­ kan penyempurnaan Masjid Demak. Tanpa diduga, pengunjung yang hadir sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk melakukan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak.

 g. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado

 Di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok Maulid. Istilah Kerobok berasal dari bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di halaman Masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal 12 Rabiul Awwal.

 Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan pembacaan Barzanji di Masjid Jami’ Hasanudin Tenggarong. Kemudian, dari Keraton Sultan Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan yang berisi kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga rampai dan Astagona.

Usung-usungan ini kemudian dibawa berkeliling antara Keraton dan Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Jami’ Hasanuddin. Kedatangan prajurit keraton dengan membawa Sinto, Astagona dan kue-kue di Masjid Hasanuddin ini akan disambut dengan pembacaan Asrakal yang kemudian membagi-bagikannya kepada warga masyarakat yang ada di dalam masjid. Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan penyampaian hikmah maulid oleh seorang ulama.

 Lain di Kutai lain pula di Manado. Untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. warga muslim di Kota Manado, Sulawesi Utara, menggelar tradisi pawai obor. Obor yang dibawa berpawai oleh ribuan warga membuat jalan-jalan di Kota Manado terang. Bagi warga muslim setempat, pawai obor sudah jadi tradisi dan dilaksanakan turun-temurun sebagai simbol penerangan. Lebih lanjut, simbol penerangan itu bermakna bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah membawa ajaran yang menjadi cahaya penerang iman saat manusia hidup dalam kegelapan dan kemusyrikan.

 h. Tradisi Rabu Kasan di Bangka

 Tradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan (terakhir).

 Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).

 Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer, Kecamatan Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan upacara tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan makanan untuk dimakan bersama pada hari Rabu esok hari.

 Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul 07.00 WIB semua penduduk telah hadir di tempat upacara dengan membawa makanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing. Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan azan. Lalu disusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu per satu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing.

Kemudian, dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan untuk semua anggota keluarganya. Setelah selesai acara ini, mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.

 i.  Dugderan di Semarang

 Tradisi Dugderan merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk menyambut datangnya bulan puasa. Dugderan biasanya diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.

 

Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah salat Asar yang diawali dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadhan yang diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itu kemudian diumumkan kepada khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa, dilakukan pemukulan bedug. Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu kemudian diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu, Kanjeng Bupati Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa.

 j.  Budaya Tumpeng

 Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Nasi tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia. Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah tradisional) dan dialasi daun pisang. Ada tradisi tidak tertulis yang menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan bagi orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Saat ini, budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia.

 

Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini!

 Soal :  Kerjakan di kertas selembar dan hasilnya kirim via WA japri ke 081279568990

 1.      Sebutkan contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam!

2.      Sebutkan tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya!

3.      Ceritakan sejarah Grebeg Besar di Demak!

Selamat belajar dan tetap semangat


Rabu, 21 April 2021, Kelas IX / F dan IX / G
Kamis, 22
 April  2021, Kelas IX / D dan IX / E
Jum'at, 23
 April  2021, Kelas IX /A , IX / B, dan IX / C

 Kompetensi Dasar : 3.13  Tradisi Islam di Nusantara

 Materi : Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

 Pertemuan kedua 

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Melalui pembelajaran daring dengan aplikasi google drive, peserta didik dapat:
 mengerjakan post test 3.13

Assalamu'alaikum, apa khabar anak-anak sholeh & sholehah, smg kita semua dalam lindungan Allah Swt dan sdh melaksanakan sholat subuh, sholat dhuha dan muroja'ah, selanjutnya silahkan buka blog guru mapel sesuai jadwal, ikuti petunjuknya, tetap semangat

Petunjuk: Post test 3.13 Silahkan klik link  https://forms.gle/XP8Gp1vU7ASVJehT8 
 

 

135 komentar:

  1. Terima kasih pak
    Banyu laksana bimantara 9E

    BalasHapus
  2. Terima kasih pak
    Klara Rahma 9e

    BalasHapus
  3. Terimakasih pak
    Asyifa nur Annisa 9D

    BalasHapus
  4. Baik pak terima kasih
    Athallah Rafif A 9e

    BalasHapus
  5. terimakasih pak
    siti astiya zulfa 9d

    BalasHapus
  6. Terimakasih pak
    Neza agnesia 9D

    BalasHapus
  7. terimakasih pak
    balqis zahra fairus 9e

    BalasHapus
  8. Terimakasih pak
    -annisa Lutfiah cessaria 9E

    BalasHapus
  9. terimakasih pak
    salsabilah puspa 9d

    BalasHapus
  10. Terima kasih pak
    Rizky Kurniawan 9d

    BalasHapus
  11. Terima kasih pak
    R.wiguna Bimasenda Alif
    9e

    BalasHapus
  12. Terima kasih pak

    Reyhan Pratama 9D

    BalasHapus
  13. Terimakasih pak
    ayu Maharani 9d

    BalasHapus
  14. trimakasih pak atas materinya
    Bima cahya ramadhan 9D

    BalasHapus
  15. Terima kasih pak
    Riffa Yudika P 9D

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Terima kasih pak
    Dedi setiawan 9d

    BalasHapus
  18. Terimakasih pak
    Nur Arafah siano 9e

    BalasHapus
  19. Terima kasih pak
    Rifki Yudika 9D

    BalasHapus
  20. Terima kasih pak
    M.Faqih rahman 9E

    BalasHapus
  21. Terimakasih pak
    M.pandu erza k
    9e

    BalasHapus
  22. Terimakasih pak
    Aina niken r 9E

    BalasHapus
  23. Terima kasih pak
    Aldo Yulizar 9d

    BalasHapus
  24. Terima kasih pak
    Decky Aprilian 9D

    BalasHapus
  25. Terima kasih pak
    Najwa Azzukhrufiah
    Kelas 9D

    BalasHapus
  26. Terimakasih pak
    Rafli rahmat dani 9D

    BalasHapus
  27. Oke pak terima kasih
    -Akbar Maulana 9A

    BalasHapus
  28. Ok pak terimakasih
    -salsabila cintami 9b

    BalasHapus
  29. Terima kasih pak
    Muhammad Daffa al haaq 9.B

    BalasHapus
  30. Terima kasih pak
    Alfina mayrosa 9A

    BalasHapus
  31. Terima kasih pak
    -nabila putri 9a

    BalasHapus
  32. terima kasih pak
    sagita abdhi dharma 9b

    BalasHapus
  33. terima kasih pak..
    -ikhsan 9a

    BalasHapus
  34. Terimakasih pak
    -Daranatasya IX A

    BalasHapus
  35. Terimakasih pak
    -sasta humayra 9c

    BalasHapus
  36. Terima kasih pak
    Oktaviana safitri 9B

    BalasHapus
  37. Terima kasih pak
    Alita Aura 9b

    BalasHapus
  38. Terima kasih pak
    Favian Arkaanda 9B

    BalasHapus
  39. terimakasih pak
    -Nabilla Syahiya 9C

    BalasHapus
  40. Terimakasih pak
    Farel angger 9a

    BalasHapus
  41. terimakasih pak
    Amanda Shafa 9C

    BalasHapus
  42. Terimakasih pak
    Rasya Indi r.9c

    BalasHapus
  43. Terima kasih pak
    Radit heka ramadhan 9b

    BalasHapus
  44. terimakasih pak
    —Saskia Salsabila 9C

    BalasHapus
  45. Terima kasih pak
    —M.farid nur rasyid 9C

    BalasHapus
  46. Terimakasih pak
    Alyaa raisya Rahmadhani IX c

    BalasHapus
  47. Terimakasih pak
    -Clarisma Hana A 9C

    BalasHapus
  48. terimakasih pak
    Manda vivian andreans 9b

    BalasHapus
  49. Terima kasih pak
    Caesar Abdurrahman 9B

    BalasHapus
  50. Terimakasih pak
    Rafi ahmad b 9c

    BalasHapus
  51. terimakasih pak
    -wahyu tri fadhilah 9a

    BalasHapus
  52. terimakasih pak
    -wahyu tri fadhilah 9a

    BalasHapus
  53. Terimakasih Pak
    M.Dzaky Taruna 9c

    BalasHapus
  54. Terima kasih pak
    - Vika Aulia 9a

    BalasHapus
  55. Terima kasih pak
    Nabil aura hasya 9b

    BalasHapus
  56. Terima kasih pak
    Sultan Qurrahman Pasya
    IXB

    BalasHapus
  57. Terimakasih pak
    Zeta rama efendi 9c

    BalasHapus
  58. terimakasih pak
    aurora zahrani f 9c

    BalasHapus
  59. terima kasih pak
    -dhiki jang jaya putra 9a

    BalasHapus
  60. oke pak terimakasi
    shafira intan zahrani 9b

    BalasHapus
  61. Terimakasih pak
    —Azzura9A

    BalasHapus
  62. Terima kasih pak
    -Muhammad Fathi Farhat 9c

    BalasHapus
  63. Terimakasih pak
    Gama thorfa riyadi 9f

    BalasHapus
  64. Terimakasih pak
    Affan fazle mawla 9G

    BalasHapus
  65. Terima kasih pak
    __Suci Ramadhani 9G

    BalasHapus
  66. Terima kasih pak
    Dewinta Fortuna Augustin 9f

    BalasHapus
  67. terima kasih pak
    klara rahma 9e

    BalasHapus
  68. Terimakasih pak
    -Annisa Lutfiah cessaria 9E

    BalasHapus
  69. Terimakasih pak
    Aina niken r 9E

    BalasHapus
  70. Terima kasih pak
    Najwa Azzukhrufiah
    Kelas 9D

    BalasHapus
  71. Terimakasih pak
    Banyu laksana bimantara 9E

    BalasHapus
  72. Terimakasih pak
    Asyifa nur Annisa 9D

    BalasHapus
  73. Terima kasih pak
    Daffa satria reffandi 9d

    BalasHapus
  74. Terima kasih pak
    M.Faqih rahman 9E

    BalasHapus
  75. Terima kasih pak
    Rizky Kurniawan 9d

    BalasHapus
  76. Trimakasih pak
    M.Rafi fazli 9E

    BalasHapus
  77. Terimakasih pak
    Amanda triadhana 9e

    BalasHapus
  78. Terima kasih pak
    R.wiguna bimasenda Alif
    9e

    BalasHapus
  79. Terima kasih pak
    Aldo Yulizar 9d

    BalasHapus
  80. Terima kasih pak
    Rifki Yudika 9D

    BalasHapus
  81. terimakasih pak
    siti astiya zulfa 9d

    BalasHapus
  82. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  83. Terimakasih pak
    Neza agnesia 9D

    BalasHapus
  84. Terima kasih pak
    Riffa Yudika P 9D

    BalasHapus
  85. Terima kasih pak
    Decky Aprilian 9d

    BalasHapus
  86. terimakasih pak
    salsabilah puspa 9d

    BalasHapus
  87. Terimakasih pak
    -salsabila cintami 9b

    BalasHapus
  88. Terima kasih pak
    -nabila putri 9a

    BalasHapus
  89. Terima kasih pak
    Oktaviana safitri 9B

    BalasHapus
  90. terimakasih pak
    -Nabilla Syahiya 9C

    BalasHapus
  91. Terimakasih pak
    -Daranatasya Kaila Bulfiah 9A

    BalasHapus
  92. Terima kasih pak
    Favian Arkaanda 9B

    BalasHapus
  93. Terimakasih pak
    Rafi ahmad b 9c

    BalasHapus
  94. Terima kasih pak
    Radit heka ramadhan 9b

    BalasHapus
  95. Terima kasih pak
    Alita Aura 9b

    BalasHapus
  96. Oke pak terima kasih
    -Akbar Maulana 9A

    BalasHapus
  97. Terima kasih pak
    Caesar Abdurrahman 9B

    BalasHapus
  98. Terima kasih pak
    -Muhammad Fathi Farhat 9c

    BalasHapus